Kamis, 15 Juli 2010
Manusia Gerobak
Pernahkah Anda melihat manusia gerobak. Hmmm, hampir setiap hari saya bertemu dengan mereka. Mereka terdiri dari satu keluarga, ayah, ibu dan seorang anak yang selalu digendong oleh sang ibu yang sudah kelihatan seperti neneknya. Setiap pukul enam-an pagi , manusia gerobak itu melintasi tempat di mana saya bekerja, dan pada saat yang bersamaan, saya berpapasan dengan mereka. Sang ayah yang juga sudah terlihat letih dan tua berusaha mendorong gerobaknya yang penuh dengan segala perlengkapan. Sedangkan sang ibu sambil menggendong anak tunggalnya juga berusaha mencari botol--botol aqua plastik yang sepertinya akan dijual kembali. Pernah suatu ketika hari hujan, apa yang yang terjadi. Sang ibu memasukkan anaknya ke dalam gerobak dan berusaha menutupnya dengan penutup seadanya, sedangkan kedua orang tua itu kehujanan. Perih sekali melihat pemandangan yang mengharukan itu. Di antara gedung -gedung dan perumahan mewah, manusia gerobak itu tidak memiliki tempat tinggal, hanya gerobak yang selalu mereka bawa. Sungguh ironis sekali. Namun ada yang menarik yang saya bisa pelajari dari manusia gerobak ini . Yang pertama, dia selalu tekun bekerja. Setiap pagi dia sudah mendorong gerobaknya untuk mencari sesuatu yang bisa dijual nantinya, misalnya plastik aqua, atau lainnya. Ini menandakan dia sangat profesional sebagai manusia gerobak. Dia melakukannya dengan sungguh-sungguh. Ini terlihat dari apa yang dia lakukan hari demi hari. Yang kedua, dia melakukan pekerjaannya dengan sukacita. Beberapa kali ketika kami berpapasan, kami saling tersenyum dan memberikan salam. Hal ini menandakan mereka adalah orang-orang kecil yang berhati baik. Coba saat ini, berapa banyak orang yang bisa menyapa dan tersenyum dengan tulus dengan rekan kerja. Ada juga sikut-sana sikut sini, yang penting aku maju. Dia ga usah dipikirin. Hebat sekali manusia gerobak ini, bisa menampakkan senyum yang tulus walaupun mungkin hidupnya sangat menderita . Dan yang ketiga adalah, terus berjuang. Kalau saya perhatikan cara jalan manusia gerobak itu, sepertinya, mereka sudah sangat kelelahan, tapi mereka terus berjuang. Mereka tidak mau menyerah karena mereka lelah, atau karena panas. Tapi mereka tetap berjuang. Sedangkan saya, ga usah jauh-jauh, baru disenggol dikit sudah marah, putus asa. Baru difitnah dikit, sudah sakit hati. Tapi hal-hal demikian tidak dilakukan oleh manusia gerobak. Wah, Siapa sih orang yang bisa berkata, " Aku lebih baik baik dari dia." Tidak ada. Janganlah kita merasa kita lebih baik dari siapa pun juga. Bahkan, saya yang katanya sekolahnya tinggi2, pengalaman banyak dengan gaji yang cukup pun tidak lebih baik dari manusia gerobak itu. Saya banyak berkaca dari manusia gerobak itu. Lain waktu saya akan lebih banyak berbincang dengan mereka. Siapa tahu ada pelajaran - pelajaran HIDUP yang lebih bernilai lagi yang akan saya temukan. Terima kasih, manusia gerobak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar