Kamis, 15 Juli 2010

Dewasa Dong....

Suatu ketika saya menghadiri acara di kantor saya yang diadakan di gereja. Ketika saya tiba di tempat, saya langsung duduk saja. Namun anehnya, ketika saya duduk di bangku tersebut, beberapa orang di sebelah saya mengatakan, " Tolong nanti duduknya digeser lagi, ya!" Oh, rupanya dia memersiapkan bangku untuk temannya yang mungkin nanti akan datang terlambat. Namun, sampai acara selesai, teman-temannya itu tidak kunjung datang. Menyebalkan sekali. Sungguh tidak dewasa. Ya, mungkin saya kesal juga disuruh-suruh geser, geser terus demi temannya itu.
Kemudian saya kembali berpikir, bagaimana mungkin orang yang sudah cukup dewasa masih tidak bisa " bersikap dewasa" sehingga mampu untuk bisa mencari tempat duduk sendiri untuk dirinya sendiri. Rasanya saya dapat mengambil kesimpulan bahwa meskipun seseorang bisa dikatakan dewasa secara usia, namun dalam perkembangan secara emosi dan mental belum tentu dewasa. Sebenarnya itu hanya contoh kecil yang seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari, namun kalau hal itu sering terjadi, pasti akan sangat menjengkelkan. Alangkah baiknya bagi kita orang yang sudah cukup dewasa untuk terus belajar mengembangkan kepekaan terhadap perasaan orang lain, kepentingan orang lain, dan yang lebih utama adalah berempati terhadap orang lain.
Suatu ketika, saat saya sedang berada di Trans Jakarta. Entah kenapa hari itu banyak sekali penumpang. Tidaklah heran, banyak sekali orang yang berdiri. Dan tidak hanya itu saja, mereka mulai berdesak-desakan di dalam bus. Ketika keadaan bus begitu penuhnya, begitu padatnya, dan keadaan menjadi begitu panas, tiba-tiba bus itu berhenti di salah satu halte. Sekonyong-konyong masuklah seorang ibu muda dengan anaknya yang masih sangat kecil. Ibu itu berusaha untuk mencapai keseimbangan supaya tidak jatuh di bus itu. Setelah berdiri begitu lama, berjuang agar tetap berdiri tegap, dan anaknya tidak jatuh, tidak ada satu pun penumpang yang duduk memberikan bangku untuk ibu itu. Mereka tiba-tiba saja terlelap tidur. Padahal mereka adalah orang-orang yang cukup dewasa.
Dari pemandangan ini, saya bisa melihat bahwa banyak sekali orang-orang yang tidak mengerti kebutuhan orang lain. Pada saat itu, sang ibu yang berjuang membawa anaknya sangat membutuhkan bangku agar dirinya dan anaknya tidak jatuh. Namun, banyak sekali orang-orang tidak mengerti . Bagaimana sih agar kita dapat mengerti perasaan orang lain? bisa memahami orang lain? Sebenarnya hal-hal itu bisa dilatih asal kita mau.
Di sekitar tempat tinggal saya di daerah Grogol, banyak sekali pengemis dan nenek-nenek yang meminta - minta di jalanan. Perkiraan saya adalah orang tua itu berkeliaran di jalan karena dibuang oleh anak-anaknya. Seringkali saya marah-marah sendiri kalau melihat nenek-nenek yang berkeliaran di jalan dan meminta-minta makanan. Sambil ngedumel sendiri ," Dasar anak kurang ajar. Dulu sudah dilahirkan, sekarang pas sudah tua, membuang orang tua!" Wah, ga tau deh sudah berapa kali saya ngedumel kalimat-kalimat yang sama, yang itu-itu lagi. Coba bayangkan, sewaktu kecil kita disayang-sayang oleh orang tua kita, disekolahkan, didengarkan, diberikan apa yang kita mau. Sekarang, apa balasnya, dibuang di jalanan. Apakah itu sesuatu yang tidak kurang aja??? Hal ini membuktikan banyak anak yang kurang dewasa. Mereka membuang orang tua mereka. Kalau mereka cukup dewasa, pasti mereka akan menghargai, menghormati, bahkan akan memberikan yang terbaik untuk orang tua mereka. Bagaimana mungkin dapat memahami sesama, terhadap orang tua sendiri saja masih gagal, bagaimana terhadap orang lain???
Memang butuh waktu yang lama untuk dapat memiliki kepekaan, sensitivitas terhadap sesama, dan akhirnya kita bisa berempati terhadap orang lain. kalau kita mau belajar, membuka hati kita menolong orang lain, serta mungkin memiliki hati yang mau mendengarkan, pasti lama- kelamaan, kita bisa berempati terhadap orang lain. Dan kita dapat dikatakan orang - orang yang dewasa. Orang-orang yang mengerti kebutuhan orang lain. Kemampuan ini tidak bisa terjadi dalam semalam. Membutuhkan waktu yang lama sekali untuk melatih nilai-nilai yang baik dalam kehidupan kita. Biarlah ini bisa menjadi kebiasaan dalam kehidupan kita, sehingga kita bisa mengerti orang lain. Menjadi orang yang dewasa. Apakah kita masuk di dalamnya???

Tidak ada komentar: