Rabu, 28 Juli 2010

Thank God

Doa orang benar bila didoakan dengan yakin besar kuasanya ( Yakobus 5 : 16)

Doa adalah kekuatan terbesar yang aku miliki dalam menghadapi hidup ini. Dengan doa aku dimampukan untuk menghadapi apapun yang terjadi dalam hidup ini. Ada kekuatan ekstra dari Tuhan untuk menghadapi segala persoalan yang datang menghadang kita.

Jumat, 23 Juli 2010

Confidence in the Lord

Saya sering banget kagum sama orang-orang yang sangat percaya pada dirinya sendiri. Mereka terlihat sangat yakin dengan dirinya. Biasanya orang-orang itu memancarkan aura yang bisa menyengat perhatian sekitar. Orang-orang tersebut biasanya berjalan dengan sangat percaya diri, dengan tatapan mata yang tajam dan penuh kepastian.

Memang sekarang ini banyak sekali tempat-tempat yang menawarkan bagaimana sih agar kita bisa tampil penuh percaya diri. Misalnya seperti sekolah - sekolah kepribadian yang menjamur di mana- mana. Ada banyak tata cara yang diajarkan di tempat itu, misalnya cara berjalan, cara berbicara, cara bertelepon, dan lain sebagainya. Tempat- tempat itu mengajarkan cara-cara agar percaya diri dalam waktu yang relatif singkat.

Rabu, 21 Juli 2010

Homo Sapiens

Manusia masuk dalam kategori homo sapiens. Maksudnya adalah sebagai manusia, dia tidak bisa hidup sendiri. Dia butuh teman. Dia butuh orang lain untuk hidup bersamanya. Bisa itu pasangan hidupnya. Bisa itu keluarganya. Bisa juga teman - teman yang ada di sekitar kehidupannya. Ya, intinya adalah manusia itu makhluk sosial. Untuk membuktikan bahwa manusia itu adalah makhluk sosial adalah bahwa sejak lahir sampai saat hampir meninggal, manusia itu membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Ketika kita akan dilahirkan oleh ibu kita yang tercinta, kita membutuhkan dokter atau bidan yang menolong proses persalinan.

Selasa, 20 Juli 2010

Sopir Angkot

Angkot adalah transportasi yang saya gunakan setiap hari untuk berangkat kerja, atau bepergian ke mana saja. Tanpa angkot, saya tidak bisa melakukan kegiatan saya, kecuali saya harus mengeluarkan biaya yang banyak untuk membayar taksi ke mana pun saya pergi. Bisa bangkrut saya..hehe. Biasayna saya sangat menikmati bepergian dengan angkot, selain murah juga asik banget. Santai. Di angkot biasanya saya sambil baca. Kalau lagi untung, maksudnya, angkotnya berjalan sangat lancar dan nyaman, saya bisa berdoa, loh. Itu benar, loh.
Namun sore itu, seperti biasa, saya harus menunggu angkot di pertigaan jalan dekat kantor saya. Hmm, akhirnya saya dapat memberhentikan angkot itu. Ketika saya sudah berada di angkot, saya kaget sekali karena sopir angkot yang mengendarai angkot itu orang yang hobinya ngebut. Gimana ga ngebut? Saya baru duduk, sudah mau jatuh karena sangat cepatnya angkot berjalan. Berkali- kali saya tegur sang sopir angkot, tapi dia tetap cool aja. Tidak menggubris saya. Saya berfikir untuk turun dari angkot itu dan menunggu angkot yang lain, tapi saya mengurungkan niat saya.
Saya kemudian berpikir untuk memahami situasi. Saya mengandaikan diri saya adalah sopir angkot itu. Mungkin dia ingin mengejar setoran, jadi harus pakai acara ngebut. Atau mungkin juga dia sedang stress karena banyaknya masalah yang dia hadapi. Jadi pelariannya adalah ngebut-ngebutan deh waktu nyopir. Siapa tahu?? Ketika saya berusaha berfikir sambil sesekali melihat ke arah sang sopir.
Saya saja seringkali kalau lagi banyak masalah, saya memarahi anggota keluarga saya. Maksudnya, masalah yang saya hadapi saya lampiaskan kepada anggota-anggota keluarga saya di rumah. Itu kan tidak adil. Saya mulai memahami apa yang dialami oleh sopir angkot itu. Memang kadang tidak mudah untuk menyelesaikan suatu masalah. Apalagi mungkn masalah itu sangat berat. Sepertinya sulit sekali untuk menanggungnya. Terus, kepada siapa masalah itu harus dilampiaskan? Kepada siapa? Ya, saya belajar untuk memahami, mengerti dan, memaklumi sang sopir itu.
Kesimpulan saya adalah semua profesi itu punya stress atau masalahnya masing-masing. Hanya bagaimana dia menangani itu. Berarti, setiap profesi, apa pun itu harus punya cara yang efektif untuk memanage stressnya. Yeah, kalau begitu jadi maklum deh sama sopir angkot itu. Tadinya sih mau marah. Setelah evaluasi diri, mungkin saya lebih parah dari sopir angkot itu kalau lagi stress. Hmm, saya jadi geli sama diri saya sendiri kalau membandingkan saya dengan sopir angkot itu. Memang tak ada pofesi yang bisa luput dari stress. hahahahaha

Senin, 19 Juli 2010

Tanggung Jawab Siapa???

Malam itu seorang wanita setengah baya yang berpakaian lusuh dan sangat kotor bergegas membereskan koran-koran yang mereka duduki setiap hari untuk meminta-minta di pinggir jalan. Hari itu hujan tiba-tiba datang dengan begitu derasnya sehingga membangunkan mereka. Orang tua dan anak itu seperti kebakaran jenggot, terburu- buru untuk meninggalkan tempat itu, sampai ada beberapa barang yang tertinggal.
Sejak pagi aku sudah melihat mereka membersihkan tempat yang akan mereka duduki untuk meminta-minta. Di tengah panasnya mentari yang begitu terik, kotornya debu jalanan disertai asap knalpot yang begitu tebal, dan banyak hal - hal yang tak kalah menjijikkan, semua mereka abaikan. Kebutuhan untuk hidup membuat mereka mengabaikan semua itu dan menutup mata mereka, dan menadahkan tangan kepada orang-orang yang melewati jalan itu.
Pemandangan ini kerap terjadi setiap hari di kota Jakarta. Bahkan, sering kali saya melihat mereka tertidur seperti mati di pinggir jalan. Dugaan saya adalah, mereka meminum obat tidur dalam porsi yang banyak sehingga mereka tidak terbangun walaupun apapun yang terjadi di sekitar mereka. Dengan tidak memakai baju dan tidur beralaskan aspal, mereka meletakkan tubuh mereka seakan-akan berada di spring bed yang empuk.
Saking seringnya melihat pemandangan seperti ini, membuat warga Jakarta seperti mati rasa bila melihat pemandangan seperti ini. Di satu sisi, hati ini begitu trenyuh dengan pemandangan yang sangat menyedihkan, namun di sisi lain, pemandangan ini menjadi hal yang biasa. Mengapa menjadi pemandangan yang biasa? Karena begitu banyak orang yang tidak mampu survive di kota Jakarta. Karena mereka tidak mampu bersaing dengan orang-orang lain yang memiliki pendidikan lebih. Orang-orang lain yang lebih beruntung karena mampu bersaing dengan masyarakat Jakarta yang sangat egoistis dan sangat kompetitif.
Bagaimana mereka dapat bersaing agar mereka dapat penghidupan yang layak di dunia ini? Bagaimana mereka mendapatkan pendidikan dasar sehingga memmbuat mereka dapat hidup dengan layak di dunia ini? Adakah orang yang peduli dengan mereka? Siapakah yang sebenarnya harus bertanggung jawab terhadap mereka?? Pertanyaan ini sangat sulit dijawab, apalagi dilakukan. Jadi, tanggung jawab siapa??? Mungkin kita akan mengatakan bahwa ini adalah tanggung jawab pemerintah. Wah, kasihan banget ya jadi pemerintah, sudah banyak kerjaan, malah terus disalahin. Memang pasti pemerintah harusnya juga berperan, tapi sebagai warga negara yang masih diberi rejeki yang cukup, hendaklah kita juga saling berbagi dari apa yang kita miliki dan tidak terus berdalih dengan terus mengatakan, "Tanggung jawab siapa???
Ini adalah tanggung kita bersama sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia untuk memeliharakan nasib umat yang kurang beruntung dari kita. Kalau bukan kita siapa lagi???

Minggu, 18 Juli 2010

Itu 'Ga Penting

Dalam hidup ini, sering kali kita dihadapkan pada beberapa pilihan dalam hidup ini. Misalnya, pilihan untuk bekerja di mana, sekolah di mana, dan banyak pilihan yang lain. Mungkin contoh beberapa pilihan di atas masih terlalu besar untuk sebagian orang. Bagaimana dengan pilihan untuk diam kalau diperhadapkan pada situasi orang yang sedang marah-marah dengan tidak jelas. Pilihan yang lain, misalnya untuk tidak berkomentar jikalau komentar yang akan kita berikan bisa memperparah keadaan.
Nah, dalam beberpa kondisi hidup kita, hal yang paling sering terjadi adalah menanggapi sesuatu yang sebenarnya itu ' ga penting" untuk ditanggapi. Bagaimana kita tahu hal tersebut tidak penting untuk ditanggapi? Kita bisa bertanya kepada diri kita sendiri beberapa pertanyaan pendukung untuk mengetahui apakah hal tersebut layak untuk ditanggapi atau tidak. Beberapa di antaranya adalah, pertama, apakah hal tersebut berguna atau bermanfaat untuk hidup kita, kedua, apakah hal tersebut memuliakan nama Tuhan, dan yang ketiga adalah, apakah hal tersebut tidak merugikan orang lain. Apabila hal tersebut jawabannya adalah ya, maka tanggapilah hal tersebut. Dan apabila jawaban dari hal tersebut adalah tidak, maka abaikan saja hal itu.
Suatu ketika beberapa teman mendiskusikan hal yang berhubungan dengan tingkah laku orang lain yang cukup memalukan. Mereka sepertinya sangat menikmati diskusi tersebut. Hal itu terlihat betapa bahagianya mereka ketika mendiskusikan bagian itu. Sedangkan saya berpikir, untuk apa menanggapi hal yang tidak berguna buat hidup saya, dan mendiskusikan hal yang sungguh tidak penting itu menghabiskan waktu dan tenaga saya. Selanjutnya, hal tersebut sama sekali tidak memuliakan Tuhan. hal itu sangat jelas karena mereka membicarakan keburukan atau kekurangan orang lain. Dan yang terakhir adalah, hal tersebut merugikan orang yang sedang dibicarakan kekurangannya itu. Apabila orang tersebut mendengar, betapa malunya dia.
Memang hal ini bukanlah hal yang mudah untuk sebagian orang. Hal ini adalah kebiasaan baik yang harus terus dibentuk. Karena seringkali secara tidak sadar, seseorang jatuh ke dalam situasi di mana bisa merugikan orang lain dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ga penting untuk ditanggapi. Jikalau kita bisa peka dengan hal ini, kita mau melatih diri kita untuk belajar lagi kebiasaan yang baru, kita pasti akan menjadi pribadi yang jauh lebih baik, yang positif, dan orang akan merasa nyaman dengan kita. Selamat mencoba.

Kamis, 15 Juli 2010

Dewasa Dong....

Suatu ketika saya menghadiri acara di kantor saya yang diadakan di gereja. Ketika saya tiba di tempat, saya langsung duduk saja. Namun anehnya, ketika saya duduk di bangku tersebut, beberapa orang di sebelah saya mengatakan, " Tolong nanti duduknya digeser lagi, ya!" Oh, rupanya dia memersiapkan bangku untuk temannya yang mungkin nanti akan datang terlambat. Namun, sampai acara selesai, teman-temannya itu tidak kunjung datang. Menyebalkan sekali. Sungguh tidak dewasa. Ya, mungkin saya kesal juga disuruh-suruh geser, geser terus demi temannya itu.
Kemudian saya kembali berpikir, bagaimana mungkin orang yang sudah cukup dewasa masih tidak bisa " bersikap dewasa" sehingga mampu untuk bisa mencari tempat duduk sendiri untuk dirinya sendiri. Rasanya saya dapat mengambil kesimpulan bahwa meskipun seseorang bisa dikatakan dewasa secara usia, namun dalam perkembangan secara emosi dan mental belum tentu dewasa. Sebenarnya itu hanya contoh kecil yang seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari, namun kalau hal itu sering terjadi, pasti akan sangat menjengkelkan. Alangkah baiknya bagi kita orang yang sudah cukup dewasa untuk terus belajar mengembangkan kepekaan terhadap perasaan orang lain, kepentingan orang lain, dan yang lebih utama adalah berempati terhadap orang lain.
Suatu ketika, saat saya sedang berada di Trans Jakarta. Entah kenapa hari itu banyak sekali penumpang. Tidaklah heran, banyak sekali orang yang berdiri. Dan tidak hanya itu saja, mereka mulai berdesak-desakan di dalam bus. Ketika keadaan bus begitu penuhnya, begitu padatnya, dan keadaan menjadi begitu panas, tiba-tiba bus itu berhenti di salah satu halte. Sekonyong-konyong masuklah seorang ibu muda dengan anaknya yang masih sangat kecil. Ibu itu berusaha untuk mencapai keseimbangan supaya tidak jatuh di bus itu. Setelah berdiri begitu lama, berjuang agar tetap berdiri tegap, dan anaknya tidak jatuh, tidak ada satu pun penumpang yang duduk memberikan bangku untuk ibu itu. Mereka tiba-tiba saja terlelap tidur. Padahal mereka adalah orang-orang yang cukup dewasa.
Dari pemandangan ini, saya bisa melihat bahwa banyak sekali orang-orang yang tidak mengerti kebutuhan orang lain. Pada saat itu, sang ibu yang berjuang membawa anaknya sangat membutuhkan bangku agar dirinya dan anaknya tidak jatuh. Namun, banyak sekali orang-orang tidak mengerti . Bagaimana sih agar kita dapat mengerti perasaan orang lain? bisa memahami orang lain? Sebenarnya hal-hal itu bisa dilatih asal kita mau.
Di sekitar tempat tinggal saya di daerah Grogol, banyak sekali pengemis dan nenek-nenek yang meminta - minta di jalanan. Perkiraan saya adalah orang tua itu berkeliaran di jalan karena dibuang oleh anak-anaknya. Seringkali saya marah-marah sendiri kalau melihat nenek-nenek yang berkeliaran di jalan dan meminta-minta makanan. Sambil ngedumel sendiri ," Dasar anak kurang ajar. Dulu sudah dilahirkan, sekarang pas sudah tua, membuang orang tua!" Wah, ga tau deh sudah berapa kali saya ngedumel kalimat-kalimat yang sama, yang itu-itu lagi. Coba bayangkan, sewaktu kecil kita disayang-sayang oleh orang tua kita, disekolahkan, didengarkan, diberikan apa yang kita mau. Sekarang, apa balasnya, dibuang di jalanan. Apakah itu sesuatu yang tidak kurang aja??? Hal ini membuktikan banyak anak yang kurang dewasa. Mereka membuang orang tua mereka. Kalau mereka cukup dewasa, pasti mereka akan menghargai, menghormati, bahkan akan memberikan yang terbaik untuk orang tua mereka. Bagaimana mungkin dapat memahami sesama, terhadap orang tua sendiri saja masih gagal, bagaimana terhadap orang lain???
Memang butuh waktu yang lama untuk dapat memiliki kepekaan, sensitivitas terhadap sesama, dan akhirnya kita bisa berempati terhadap orang lain. kalau kita mau belajar, membuka hati kita menolong orang lain, serta mungkin memiliki hati yang mau mendengarkan, pasti lama- kelamaan, kita bisa berempati terhadap orang lain. Dan kita dapat dikatakan orang - orang yang dewasa. Orang-orang yang mengerti kebutuhan orang lain. Kemampuan ini tidak bisa terjadi dalam semalam. Membutuhkan waktu yang lama sekali untuk melatih nilai-nilai yang baik dalam kehidupan kita. Biarlah ini bisa menjadi kebiasaan dalam kehidupan kita, sehingga kita bisa mengerti orang lain. Menjadi orang yang dewasa. Apakah kita masuk di dalamnya???

Manusia Gerobak

Pernahkah Anda melihat manusia gerobak. Hmmm, hampir setiap hari saya bertemu dengan mereka. Mereka terdiri dari satu keluarga, ayah, ibu dan seorang anak yang selalu digendong oleh sang ibu yang sudah kelihatan seperti neneknya. Setiap pukul enam-an pagi , manusia gerobak itu melintasi tempat di mana saya bekerja, dan pada saat yang bersamaan, saya berpapasan dengan mereka. Sang ayah yang juga sudah terlihat letih dan tua berusaha mendorong gerobaknya yang penuh dengan segala perlengkapan. Sedangkan sang ibu sambil menggendong anak tunggalnya juga berusaha mencari botol--botol aqua plastik yang sepertinya akan dijual kembali. Pernah suatu ketika hari hujan, apa yang yang terjadi. Sang ibu memasukkan anaknya ke dalam gerobak dan berusaha menutupnya dengan penutup seadanya, sedangkan kedua orang tua itu kehujanan. Perih sekali melihat pemandangan yang mengharukan itu. Di antara gedung -gedung dan perumahan mewah, manusia gerobak itu tidak memiliki tempat tinggal, hanya gerobak yang selalu mereka bawa. Sungguh ironis sekali. Namun ada yang menarik yang saya bisa pelajari dari manusia gerobak ini . Yang pertama, dia selalu tekun bekerja. Setiap pagi dia sudah mendorong gerobaknya untuk mencari sesuatu yang bisa dijual nantinya, misalnya plastik aqua, atau lainnya. Ini menandakan dia sangat profesional sebagai manusia gerobak. Dia melakukannya dengan sungguh-sungguh. Ini terlihat dari apa yang dia lakukan hari demi hari. Yang kedua, dia melakukan pekerjaannya dengan sukacita. Beberapa kali ketika kami berpapasan, kami saling tersenyum dan memberikan salam. Hal ini menandakan mereka adalah orang-orang kecil yang berhati baik. Coba saat ini, berapa banyak orang yang bisa menyapa dan tersenyum dengan tulus dengan rekan kerja. Ada juga sikut-sana sikut sini, yang penting aku maju. Dia ga usah dipikirin. Hebat sekali manusia gerobak ini, bisa menampakkan senyum yang tulus walaupun mungkin hidupnya sangat menderita . Dan yang ketiga adalah, terus berjuang. Kalau saya perhatikan cara jalan manusia gerobak itu, sepertinya, mereka sudah sangat kelelahan, tapi mereka terus berjuang. Mereka tidak mau menyerah karena mereka lelah, atau karena panas. Tapi mereka tetap berjuang. Sedangkan saya, ga usah jauh-jauh, baru disenggol dikit sudah marah, putus asa. Baru difitnah dikit, sudah sakit hati. Tapi hal-hal demikian tidak dilakukan oleh manusia gerobak. Wah, Siapa sih orang yang bisa berkata, " Aku lebih baik baik dari dia." Tidak ada. Janganlah kita merasa kita lebih baik dari siapa pun juga. Bahkan, saya yang katanya sekolahnya tinggi2, pengalaman banyak dengan gaji yang cukup pun tidak lebih baik dari manusia gerobak itu. Saya banyak berkaca dari manusia gerobak itu. Lain waktu saya akan lebih banyak berbincang dengan mereka. Siapa tahu ada pelajaran - pelajaran HIDUP yang lebih bernilai lagi yang akan saya temukan. Terima kasih, manusia gerobak.

Rabu, 14 Juli 2010

santai aja....

Suatu kali aku termenung di kos setelah melakukan semua aktivitas sepanjang hari di kantor. Timbul pertanyaan dalam hati, " Ngapain ya aku melakukan semua ini?" Soalnya, kalau dipikir-pikir, cape banget melakukan semua pekerjaan ini. Coba bayangkan. Bangun setiap hari jam 04.00 pagi, kemudian kerja, setelah itu lanjut ke kampus dan sampai rumah jam 22.00. Gimana 'ga cape???
Wah, kalau hidup terus seperti ini sampai tua, apa jadinya ??? Sebenarnya bukan pekerjaan atau kuliah yang dipersoalkan, tapi makna hidup itu sendiri apa, sih? Hanya menghabiskan waktu dari pagi sampai malam dengan rutinitas yang itu-itu lagi. Jadi bagaimana ini? Akankah hidupku hanya begini-begini saja, ya..secara manusia isinya cape doang.
Setelah lama aku berpikir lagi mengenai arti hidup ini. Aku kembali sadar bahwa kalau aku ada sampai saat ini, dan melakukan semua pekerjaan ini, semua ini pasti ada alasannya.
Ada sebuah lagu yang menjadi favorit teman saya, yaitu ULAR BERBISA hehehe. Dia adalah salah seorang teman pelayan saya yang sangat menginspirasi saya. Kalau saya melihat hidupnya, prinsip hidup yang dia pegang, mungkin saya 'ga ada apa-apanya dibanding sama dia. Saya ingat banget kalau dia itu punya lagu favorit yang berjudul ULAR BERBISA hehehehe dia seneng banget sama lagu ini karena mungkin lagu ini kena banget sama atau pas banget dengan kehidupan yang sedang dia alami. Lagu ini berkcerita tentang apa pun yang Kau alami saat ini mungkin tak dapat engkau mengerti. Satu hal tanamkan di hati, indah semua yang Tuhan beri. Tuhanmu tak akan memberi ular beracun pada yang minta roti. Cobaan yang Engkau alami, tak melebihi kekuatanmu. Tangan Tuhan sedang merenda, suatu karya yang agung mulia. Saatnya kan tiba nanti, Kau lihat pelngi kasih-Nya. Wah, temen saya itu benar-benar memaknai hidupnya dengan baik. Dan apabila saatnya dia mungkin mengalami masa-masa "bingung" atau sulit dalam hidupnya, dia menyadari bahwa dalam segala situasi ada Tuhan yang akan menopang kita, menggendong kita melalui masa-masa sulit itu. Kalau sekarang saya memikirkan kecapean saya mengenai rutinitas tiap hari ditambah dengan kejengkelan-kejengkelan yang hidup ini berikan melalui rekan2 yang kurang kooperatif, mungkin inilah waktu pembelajaran itu. Inilah waktu di mana tangan Tuhan sedang merenda saya untuk menjadi pribadi yang Tuhan inginkan. Pastinya sakit sekali pembentukan itu. Tapi tidak ada cara lain. Mau dibentuk menjadi karya yang agung mulia???? heheheh

Selasa, 13 Juli 2010

Memulai dengan Semangat Baru

Biasanya awal tahun ajaran baru, guru-guru tuh mengalami kebingungan untuk memulai tahun ajaran yang baru. Mungkin karena waktu libur yang cukup lama membuat para guru jadi
"stuck" sementara untuk memulai kembali tahun ajaran yang baru. Sebagai seorang guru, saya cukup mengerti apa yang dirasakan oleh kebanyakan guru pada umumnya. Berdasarkan pengalaman yang saya alami selama beberapa tahun mengajar di berbagai sekolah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memulai kembali tahun ajaran yang baru, dengan semangat yang baru, dan dengan suka cita yang baru, di antaranya adalah memersiapkan semua hal yang berhubungan dengan bahan pengajaran yang akan digunakan untuk tahun ajaran yang akan datang, yang kedua adalah memersiapkan mental kita agar siap mengajar murid dengan semangat yang baru, dan yang ketiga adalah berikan sambutan yang terbaik kepada murid-murid.
Seorang guru idealnya memang harus memersiapkan segala hal yang dibutuhkan sebelum dia tampil di depan kelas untuk mengajar. Apalagi ketika dia akan memulai tahun ajaran yang baru. Apa yang akan dikatakan apabila tidak ada bahan yang akan diberikan, tidak tahu mau mengerjakan apa, mau menggunakan bahan apa, dan seribu pertanyaan yang lain. Alangkah baiknya di awal tahun ajaran baru setiap guru harus memersiapkan semua materi selama satu tahun kepada siswa agar proses belajar bisa berjalan dengan lancar dan tertib.
Suatu ketika ada seorang guru baru yang baru pertama kali mengajar. Singkat cerita, ketika dia masuk kelas untuk memulai kelas pertamanya, dia tidak mampu menguasai kelas. Sementara dia mengajar, anak-anak berbicara, tanpa sedikit pun mendengarkan apa yang dia katakan. Apa yang kurang dari guru tersebut??? Dari segi pendidikan, dia bergelar masterm, dari segi usia, dia cukup dewasa, dari segi yang lain-lain juga dia cukup bersaing. Namun, pa yang membuat dia tidak mampu menguasai kelas dengan baik??? Menurut saya, persiapan mental yang sangat kurang dan perlu jam terbang yang tinggi untuk melatihnya kembali. Mungkin persiapan yang matang mengenai bahan dan juga latihan mengajar dengan teman- teman dengan memerhitungkan waktu yang akan dipakai dalam mengajar. Juga perlu memertimbangkan pemahaman psikologi anak. Bila kita memahami kejiwaan anak, kita dapat memahami murid kita dengan benar sesuai perkembangan kejiwaannya.
Kesan pertama ketika kita bertemu dengan orang lain, bisa menentukan apa yang terjadi dengan orang tersebut di pertemuan-pertemuan selanjutnya. Misalnya, Bila kita salah memberikan kesan yang baik pada hari pertama sekolah, kita akan gagal selama satu tahun mengajar kita. Mungkin anak-anak memandang kita negatif karena kesan pertama yang kita berikan pada pertemuan awal sangat menyakitkan hatinya. Atau mengkin sangat menyentuh hatinya, sehingga murid kita menjadi terinspirasi oleh kita karena pertemuan pertama kita itu. Jadi penting sekali untuk memikirkan secara mendalam apa yang akan kita berikan pada pertemuan pertama kita, apa yang akan kita lakukan, dan apa yang akan kita sharingkan.
Memang tidak mudah untuk memulai kembali mengajar dengan semangat yang baru, tapi dengan memersiapkan materi dengan baik, memersiapkan mental, dan memersiapkan pertemuan pertama dengan siswa dengan sebaik mungkin, dapat meminimalisir kesalah kita atau dengan kata lain kehadiran kita di hadapan murid-murid dapat menjadi berkat bagi murid-murid kita,. Bahkan bisa menginspirasi murid-murid kita. Semoga berguna, ya.

Kamis, 01 Juli 2010

Tidak Ada yang Kebetulan

Seorang teman mendapatkan hadiah dalam sebuah acara di kantor. Dia bilang, " Kebetulan aja gue ada di situ. Kalau hari itu gw 'ga datang pasti bukan milik gw. Ya....kebetulan aja. " Masa sih ? Menurutku tidak ada yang kebetulan yang terjadi di dunia ini. Setuju ga??? Untuk segala sesuatu ada alasannya. Kalau ga salah Leo Tolstoy tuh yang bilang. Aku sih setuju banget dengan apa yang dia katakan.

Kalau dipikir-pikir dalam hidupku ini memang banyak sih hal yang terjadi sepertinya kebetulan. Seperti misalnya, akhirnya aku kuliah di daerah, jauh dari orang tua. Pernah bekerja di daerah pula. Pernah juga secara sengaja ikut aliran yang " aneh". Maksudnya, pernah mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan dalam hidup ini. Ketemu orang-orang yang aneh, dibohongin teman sendiri, dan banyak hal yang lainlah. Setelah dipikir-pikir, sepertinya tidak ada yang kebetulan. Bahkan, hal yang terkecil yang tidak pernah kita pikirkan, yang sepertinya kebetulan, akhirnya berguna di masa sekarang ini. Secara tidak sengaja, aku pernah megang2 gitar, kemudian belajar dikit2 sama temen di kampus, ehh...sekarang udah bisa jadi gitaris, bahkan sampai bisa nulis lagu dan jadi berkat. Apakah itu kebetulan. I dont think so.

Yah, pastinya ada banyak hal yang terjadi yang sepertinya kebetulan, yang bahkan kita sendiri tidak mengerti. Tapi yakinlah, selama itu positif, tidak ada yang kebetulan. Pasti berguna. Entah kapan. Suatu saat nanti, kita pasti menyadarinya. Dan akhirnya bersyukur bahwa hal seburuk apapun bukan suatu hal yang kebetulan terjadi, tapi memang diijinkan terjadi. So, apapun yang terjadi dalam hidup ini, tidak ada yang kebetulan. Sudah diatur semua oleh sang Pemilik Hidup ini. Percayalah, tidak ada yang kebetulan. Semua ada alasannya. Pun kalau kita masih ada di dunia ini, saat ini, pasti ada alasannya. Bukan kebetulan saja.

Jadi Teladan

Janganlah seorangpun menganggap Engkau rendah
Karena dirimu sangatlah muda

tapi jadi teladan bagi orang percaya
dalam sluruh hidupmu

tapi jadi teladan bagi orang percaya
dalam sluruh hidupmu

Tuhan Dengar Doaku

Tuhan Yesus tak pernah abaikanku
Dia slalu mendengar doaku

Tuhan dengar doaku
Tuhan dengar tangisku
Tuhan dengar keluhanku

Dalam pergumulanku
Dalam kesusahanku
Tuhan dengar doaku

Dia Akan Kuat ( Mzm 119:9)

Dengan apakah seorang muda
menjaga kelakuannya bersih
dengan menjaganya sesuai Firman Tuhan setiap hari

Dia akan kuat ...jalani hidup ini
apapun godaan, cobaan yang dihadapi

Dia akan kuat jalani hidup ini
asal pegang Firman Tuhan setiap hari